September 24, 2010

1.) Tujuan Pendidikan Umum di Perguruan Tinggi

Sebagai salah satu dari Mata Kuliah Dasar Umum, Ilmu Sosial Dasar mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar :
  • Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat.
  • Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya
  • Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya (mempelajarinya) secara kritis-interdisipliner.
  • Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
(Sumber: Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma)

STUDI KASUS :
Sarana pendidikan kurang memadai

Sarana pendidikan di wilayah Kabupaten Magelang dinilai kurang memadai. Akibatnya, proses belajar mengajar belum optimal. Agar pendidikan lebih baik, sarana pendidikan terutama gedung sekolah yang rusak diprioritaskan pelaksanaan pembangunan.

"Secara bertahap memang sudah dilakukan pembenahan dengan rehab gedung melalui dana APBN, APBD I dan APBD II. Pada anggaran 2006 hingga 2008 sebanyak 990 ruang kelas yang menjadi target perbaikan," kata Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Magelang, Drs Mashari, kemarin.

Menurutnya, perbaikan sarana pendidikan sebanyak 990 ruang kelas dibiayai dari APBN (50%), APBD I (30%), dan APBD II (20%). Meski sudah dilakukan perbaikan, namun masih kurang maksimal, terutama sarana pendukung. Seperti laboratorium dan perpustakaan.

"Perpustakaan SD baru ada enam, yakni SD inti yang memiliki secara memadahi. Sedang SD maupun MI lainnya, masih banyak yang belum memiliki," katanya.

Di Kabupaten Magelang terdapat sekitar 6.098 ruang kelas SD/MI, hanya 30 persen dalam keadaan baik, 24 persen rusak berat, dan 16 persen rusak ringan dan sedang.

Pada tingkat SMP negeri, sarana perpustakaan dan laboratorium memang jauh lebih baik, namun sekolah swasta masih kurang dari 50 persen.

Bangunan tua
Sarana pendidikan SMK, banyak yang mengalami kerusakan, karena usia bangunan yang sudah tua, sehingga perlu dilakukan rehab. Tercatat, sebanyak 23 ruang rusak berat, dan 79 rusak sedang dan ringan. "Ruang kelas yang rusak ini masih perlu mendapat perhatian untuk segera dilakukan perbaikan," ujarnya.

Sedang kondisi bangunan SMA relatif memadahi, karena hampir semua SMA memiliki sarana cukup baik. Hanya saja, untuk laboratorium masih belum merata, termasuk sarana perpustakaan yang menjadi jantung sekolah harus mendapatkan perhatian. (Sumber)

OPINI : Menurut saya dengan semakin mahalnya biaya pendidikan, fasilitas dan sarana haruslah memadai. Banyak orang pintar yang kekurangan fasilitas untuk belajar, akhirnya mereka tidak bisa belajar optimal. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan fasilitas pendidikan kita yang kurang merata ini, jangan memperhatikan para anggota DPR yang ingin membangun gedung baru.

2.) 3 KEMAMPUAN LULUSAN PENDIDIKAN TINGGI

Pendidikan Tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat kemampuan yang terdiri atas :
  1. Kemampuan akademik
  2. Kemampuan profesi
  3. Kemampuan pribadi
Dengan seperangkat kemampuan yang dimiliki tersebut di atas, lulusan Perguruan Tinggi diharapkan menjadi sarjana yang sujana yaitu sarjana yang cakap dan ahli dalam bidang yang ditekuninya serta mau dan mampu mengabdikan keahliannya untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada umumnya.
Pencapaian kemampuan akademik dan kemampuan profesi telah diusahakan melalui mata kulia keahlian (MKK), yaitu mata kuliah menurut bidang ilmu pengetahuan masing-masing yang diberikan di perguruan tinggi, di samping kegiatan-kegiatan kokulikuler yang menunjang kurikuler.

Adapun kemampuan pribadi, diharapkan untuk dapat dicapai melalui sekelompok mata kuliah yang tergabung dalam MKDU yang terdiri atas mata kuliah :
  1. Pancasila
  2. Agama
  3. Kewiraan
  4. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
  5. Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
  6. Ilmu Sosial Dasar (ISD)
  7. Ilmu Budaya Dasar (IBD)
Secara spesifik kemampuan pribadi yang hendak dicapai melalui MKDU bertujuan menghasilkan warga negara Sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
  • Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
  • Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan Nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
  • Memiliki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kebangsaan, mempertebal rasa cinta Tanah Air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, mempertinggi kebanggaan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
  • Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.
  • Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah serta bersama-sama berperan di dalam pelestariannya.
(Sumber: Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma)

STUDI KASUS :

900 Ribu Lulusan Sarjana Indonesia Menganggur
Angka pengangguran menurut survei yang dilakukan Bank Mandiri, sebanyak 900.000 lulusan sarjana dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) yang tersebar di seluruh Indonesia masih menganggur alias tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Artinya, menurut Direktur Utama, Bank Mandiri, Agus Mastowardojo, lulusan sarjana dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia masih mencari pekerjaan. "Seharusnya, Perguruan Tinggi yang tersebar di Indonesia tidak terdapat mata kuliah kewirausahaan," kata Agus mastowardojo.

Dengan demikian, setelah menerima ijazah mereka tidak lagi bingung harus bekerja dimana, karena memiliki modal pendidikan bagaimana membangun usaha sendiri.

Pentingnya perguruan tinggi, dengan mencetak sarjana-sarjana siap tempur di lapangan kini sudah saatnya diterapkan ilmu-ilmu ke wirausahawan muda mandiri.

Sementara Rektor IPB, Herry Suhardiyanto mengatakan, pihaknya sangat mendukung program wirausaha muda mandiri karena dapat mendorong para mahasiswa untuk menciptakan lapangan kerja dengan kemampuan yang dimiliiki termasuk sektor pertanian. (
Sumber)

OPINI : Seperti yang telah disebutkan di atas, ilmu kewirausahaan sangatlah penting bagi lulusan sarjana. Dengan ilmu tersebut mereka bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan merekrut yang lain agar tidak mengangggur. Saya juga mendukung penerapan ilmu kewirausahaan di perguruan tinggi, semoga tahun depan mata kuliah tersebut sudah di terapkan ke seluruh perguruan tinggi.

3.) LATAR BELAKANG DIBERIKANNYA ISD

Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau colonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan tujuan ekspoitasi kekayaan Negara.
Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian khusus dan mendalam, sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antara disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks.

Hal lain, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tigngi seolah-olah menara gading yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana “tukang” tidak mau dan peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat. (Sumber)

STUDI KASUS :

Markus Juga Produk Perguruan Tinggi

Rektor Universitas HKBP Nommensen (UHN), Dr Jongkers Tampubolon, mengatakan, oknum-oknum yang terlibat dalam makelar kasus (markus) pada umumnya juga merupakan produksi perguruan tinggi.

"Untuk itu pantas dipertanyakan apa yang salah dalam sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, khususnya pada pendidikan tinggi," katanya, di Medan, Minggu.

Ia mengatakan, masyarakat kritis dewasa ini mempertanyakan apa yang salah dalam sistem pendidikan khususnya di pendidikan tinggi sehingga sarjana sekarang ini lemah dari sudut moral, sosial dan spiritual.

Sangat disadari bahwa penguasaan ilmu yang tinggi oleh seorang individu yang tidak memiliki pengendalian diri, tidak akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

"Selain itu juga dapat menciptakan ancaman bagi masyarakat apabila ilmu yang tinggi itu digunakan untuk mendukung kejahatan," katanya. (
Sumber)

OPINI : Beginilah akibat dari lemahnya pendidikan moral, sosial dan spiritual. Oleh karena itu, ISD penting sekali diberikan agar lulusan sarjana bisa mengendalikan dirinya, peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

4.) PENGERTIAN ISD

Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah tentang masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan mengunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psykologi sosial.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi atau Program Pengerjaan yang khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan/pengajaran di Indonesia yang diberikan di Perguruan Tinggi. Tegasnya mata kuliah Ilmu Sosial dasar diberikan dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnya.
(Sumber: Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma)

STUDI KASUS :

Membentuk Pribadi yang Adaptif, Tanggap dan Prestatif dalam Menjalankan Peran dan Fungsi sebagai Mahasiswa

Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai belahan dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Misalnya, di Indonesia pada Tragedi Trisakti pada Mei 1998, ribuan mahasiswa berhasil memaksa Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya.

Pemuda terutama mahasiswa memang memiliki fitrah mencari kebenaran, bahkan dengan sangat agresif. Ia juga berfitrah memiliki idealisme yang tinggi, fitrah mencari kemerdekaan, dan punya seabreg hasrat dalam pembaharuan. Mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini dikarenakan lingkungan baru bukanlah sebuah penghalang bagi mahasiswa untuk menjalankan tugasnya sebagai agent of change. Masyarakat selalu menggantungkan harapannya pada mahasiswa, sesuai dengan sejarah yang memperlihatkan pada mereka bahwa mahasiswa selama ini tidak pernah mengecewakan mereka. Dan semoga tidak akan pernah. Mahasiswa adalah bagian dari rakyat, bahkan merupakan rakyat itu sendiri. Maka merupakan tantangan bagi mahasiswa untuk dapat mewujudkan keterwakilan masyarakat pada mahasiswa, dengan menawarkan solusi brilian dan ilmiah terhadap permasalahan masalah. Kemampuan untuk melakukan adaptasi pada hakikatnya merupakan upaya pemecahan masalah, dimana kita memilih salah satu alternatif yang dianggap paling baik, berdasarkan pengenalan kita akan berbagai kondisi internal dan eksternal, termasuk asumsi-asumsi yang ada di dalamnya.

Mahasiswa merupakan bagian integral dari perguruan tinggi yang dikenal sebagai simbol intelektualitas, oleh karena itu pergerakan mahasiswa dituntut untuk mampu menunjukkan kadar intelektualnya. Gerakan mahasiswa harus menjadi gerakan ilmiah yang dibangun di atas basis rasionalitas yang tangguh. Gerakan mahasiswa bukanlah gerakan emosional yang dibangun di atas romantisme sejarah masa lalu sekaligus sarana penyaluran agresi gejolak muda.

Sebagai mahasiswa, kita harus cepat dan tanggap dalam menghadapi perubahan yang terjadi di dunia ini. Karena mahasiswa adalah seseorang yang dewasa yang mampu memecahkan masalah dan mampu memberikan solusi yang cepat dan tepat dalam kondisi apapun.

Mahasiswa adalah simbol-simbol dari calon penerus bangsa. Maka dari itu, mahasiswa harus mempunyai jiwa intelektual yang tinggi karena pembangunan dari bangsa ini posisinya akan digantikan oleh mahasiswa. Oleh karena itu kita harus bisa menjadi pribadi yang adaptif, tanggap dan prestatif dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai mahasiswa agar bangsa ini bisa menjadi bangsa yang lebih maju dari sebelumnya. Apabila tidak, maka bangsa ini akan tetap seperti ini bahkan lebih buruknya lagi bangsa ini akan hancur karena pribadi dari mahasiswanya. (Sumber)

OPINI : Sebagai mahasiswa yang belajar ISD, kita harus cepat tanggap terhadap masalah-masalah sosial yang ada dan mampu memecahkannya serta memberi solusi terbaik. Coba banyangkan jika kita tidak mempelajari ISD, kita mungkin akan lambat menanggapi masalah-masalah yang ada. Oleh karena itu, ISD sangat penting bagi kita.