October 20, 2010

Kelompok 3

1. Macam-macam Fungsi Keluarga

Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu :
  • Fungsi biologis : Dengan Fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya.
  • Fungsi Pemeliharaan : Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan seperti penyakit, bahaya dan lain-lain.
  • Fungsi Ekonomi : Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu makanan, pakaian dan tempat tinggal.
  • Fungsi Keagamaan : Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama.
  • Fungsi Sosial : Dengan fungsi ini diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan.

Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut :
  1. Keluarga sebagai pembentuk pepribadian
  2. Keluarga sebagai alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar dari etika, estetika, moral keagamaan dan kebudayaan
  3. Keluarga sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan
  4. Keluarga sebagai lembaga perkumpulan perekonomian
  5. Keluarga sebagai pusat pengasuh dan pendidikan
(Sumber : Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma)

STUDY KASUS :

Lingkungan Keluarga yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar

Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Tujuan pendidikan secara universal adalah agar anak menjadi mandiri, bukan hanya dapat mencari nafkahnya sendiri, tapi juga bisa mengarahkan dirinya pada keputusannya sendiri untuk mengembangkan semua kemampuan fisik, mental, sosial dan emosional yang dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan produkif.

Motivasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan, serta merupakan landasan esensial yang mendorong manusia untuk tumbuh, berkembang, dan maju dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Fungsi – fungsi dasar seperti kehidupan nalar (rasio), kehidupan perasaan, keterampilan psikomotorik maupun intuisinya, yaitu suatu kondisi kesadaran yang dilandasi ketidaksadarannya. Penyatuan fungsi- fungsi tersebut akan menumbuhkan kemampuan kreatif anak untuk menempuh hidup dengan kemampuan motivasi yang terarah.

Untuk itu dalam lingkungan rumah harus diciptakan kondisi yang kondusif bagi anak, yaitu suatu suasana yang demokratis yang terbuka, saling menyayangi, dan saling memercayai. Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sangat penting dibangun bagi perkembangan anak. Dengan landasan inilah anak akan berkembang menjadi pribadi yang harmonis, yaitu anak lebih peka terhadap kebutuhan dan tuntutan lingkungan, dan lebih sadar akan tujuan hidupnya, sehingga menjadi lebih termotivasi dan lebih yakin dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Sarana belajar juga dianggap sebagai salah satu prasyarat motivasi belajar, meskipun bukan menjadi suatu ukuran mutlak untuk perwujudan peningkatan motivasi belajar. Tentu saja, sarana fisik dapat berguna bagi peningkatan motivasi belajar, apabila dimanfaatkan secara efektif.

Suatu lingkungan keluarga baru dapat dikatakan berusaha memenuhi tuntutan motivasi belajar, apabila keluarga tersebut dapat mengadakan lingkungan yang kaya stimulasi mental dan intelektual, dengan mengusahakan suatu suasana dan sarana belajar yang memberikan kesempatan kepada anak secara spontan dapat menyatakan dan memerhatikan diri terhadap berbagai kejadian di dalam lingkungannya.

OPINI : Keluarga merupakan tempat pertama kita untuk belajar, oleh karena itu fungsi keluarga penting sekali dalam memotivasi kita belajar. Jika di dalam keluarga tidak ada yang memotivasi anaknya untuk belajar, maka anak tersebut tidak akan berkembang. Jadi motivasi dalam keluarga itu sangat penting.


2. Pengertian Keluarga

Menurut Sigmund Freud, keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.

Durkeim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagi hasil faktor-faktor politk, ekonomi dan lingkungan.

Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh turuan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

(Sumber : Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma)

STUDY KASUS :

Underachievement

Underachievement (menurut Westminster Institute of Education) dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan atau kegagalan untuk menampilkan tingkah laku atau prestasi sesuai dengan usia atau bakat yang dimilikinya, dengan kata lain, potensi yang tidak terpenuhi (unfulfilled potentials).

Karakteristik underachievers
Menurut Rimm (1986), anak yang underachieve atau seorang underachiever, mungkin saja merupakan anak yang kreatif, sangat verbal dan memiliki kemampuan matematis yang sangat tinggi, meskipun begitu dengan bakat yang mereka miliki, mereka tidak sukses di sekolahnya. Underachiever hadir di setiap kelas dan berada dalam banyak keluarga. Mereka menyia-nyiakan sumber pendidikan, mencobai kesabaran para guru, dan memanipulasi keluarga mereka untuk melakukan yang mereka inginkan. Underachievers tidak tergolong ke dalam satu golongan atau memiliki karakteristik yang sama.


Underachievement muncul dalam bentuk yang luas dan beragam. Rimm (1986), menyatakan underachievers cenderung untuk tidak teratur dan terorganisir. Mereka memiliki kemampuan belajar yang kurang baik. Mereka menganggap diri mereka telah belajar jika mereka telah mebaca bahan pelajaran secara sekilas. Beberapa di antara mereka lambat dalam mengerjakan tugas dan perfeksionis. Atau sebaliknya, ada underachiever yang sangat cepat dalm mengerjakan tugas-tugasnya tapi mereka tidak peduli dengan kualitas tugas yang mereka kerjakan tersebut.

Beberapa underachievers adalah penyendiri dan menarik diri dari keramaian. Mereka tampak tidak menginginkan teman. Underachievers lainnya mungkin mungkin terlihat angkuh dan mudah marah, agresif dan terkadang memulai perkelahian ketika mereka masih berada di taman kanak-kanak. Jika underachievers menunjukkan minat terhadap sekolah maka hal tersebut berkaitan dengan kehidupan sosial ataupun olahraga. Mereka akan memilih satu mata pelajaran disuka atau pelajaran yang diajar oleh guru yang mereka suka. Underachievers yang kreatif mungkin memiliki banyak ide tapi jarang sekali merealisasikan ide mereka menjadi kenyataan. Mereka jarang menyelesaikan pekerjaan yang mereka mulai.

Hampir semua underachievers bersifat manipulatif terhadap lingkungannya. Secara terselubung, mereka dapat memanipulasi orangtua mereka untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka, atau guru untuk lebih membantu mereka atau memberikan tugas yang tidak terlalu menantang. Mereka menganggap sekolah itu membosankan atau tidak relevan. Jika prestasi mereka tidak baik, mereka menyalahkan guru mereka yang payah dalam mengajar. Mereka kadangkala mengklaim bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan hasil atau prestasi yang lebih baik dan tidak yakin apakah mereka akan berhasil jika mereka bekerja lebih keras dari sekarang.

OPINI : Sikap underachievement disebabkan tidak adanya motivasi dari dalam keluarga. Oleh sebab itu diperlukan motivasi untuk menghilangkan sikap underachievement tersebut. Dan sebaiknya motivasi diberikan sejak awal.